Senin, 16 Januari 2012
HADITS SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM
HADITS SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM
OLEH : BADRUZZAMAN
Seluruh
umat Islam telah sepakat bahwa Hadis Rasul merupakan sumber dan dasar hukum
Islam al-Quran, dan umat Islam diwajibkan mengikuti hadis sebagaimana
diwajibkan mengikuti al-Quran. Karena tanpa keduanya orang islam tidak mungkin
dapat memahami islam secara mendalam. Seorang mujahid dan seorang alim tidak
diperbolehkan hanya mengambil dari salah satu dari keduanya.
Banyak
ayat al Quran dan Hadis yang memberikan pengertian bahwa hadis itu merupakan
sumber hukum Islam selain al Quran yang wajib diikuti, baik dalam bentuk
perintah maupun larangannya. Di bawah ini merupakan paparan tentang kedudukan
hadis sebagai sumber hukum Islam dengan melihat beberapa dalil, baik naqli
maupun aqli.
-
Dalil al-Quran
Banyak
ayat al-Quran yang menerangkan tentang kewajiban mempercayai dan menerima
segala yang disampaikan oleh Rasul kepada ummatnya untuk dijadikan pedoman
hidup. Ayat yang dimaksud adalah:
Firman
Allah SWT:
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ
عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ
يَشَاءُ فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ
أَجْرٌ عَظِيمٌ
Allah
sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu
sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafiq) dari yang baik
(mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal
yang gaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendakiNya diantara
Rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya, dan
jika kamu bariman dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar. (QS. Ali’Imran
3:179
Dalam
ayat tersebut Allah memisahkan antara orang-orang mukmin dengan orang-orang
munafiq, dan akan memperbaiki keadaan orang-orang mukmin dan memperkuat iman
mereka. Oleh karena itu orang mukmin dituntut agar tetap beriman kepada Allah
dan Rasul-nya. Selain Allah memerintahkan umat Islam agar percaya kepada Rasul
SAW, juga menyerukan agar menaati segala bentuk perundang-undangan dan
peraturan yang dibawanya, baik berupa perintah maupun larangan. Tuntutan taat
dan patuh kepada Rasul SAW. Ini sama halnya tuntutan taat dan patuh kepada
Allah SWT. Ayat yang berkenaan dengan masalah ini ialah:
Firman Allah SWT:
Firman Allah SWT:
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah!
Taatlah kalian Allah dan Rasu-nya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang kafir”. (QS. Ali ‘Imran 3:32)
-
Dalil al-Hadis
Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW. Berkenaan dengan keharusan menjadikan hadis sebagai pedoman hidup, disamping al-Quran sebagai pedoman utamanya, beliau bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا ماَ
تَمَسَّكْتُمْ بِهماَ كَتاَبَ اللهِ وَسُنَةَ نَبِيِّهِ (رواَه مالك)
“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersesat selagi kamu berpegangan teguh pada keduanya, yaituberupa kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya:. (HR. Malik)
- Kesepakatan Ulama (ijma’)
Umat
islam telah sepakat menjadikan hadis sebagai salah satu dasar hukum beramal,
karena sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah. Penerimaan mereka terhadap
hadis sama seperti penerimaan al-Quran, karena keduanya sama-sama dijadikan
sebagai sumber hukum Islam.
Kesepakatan umat Muslimin dalam mempercayai, menerima dan mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di dalam hadis ternyata sejak Rasullah masih hidup. Sepeninggaln beliau, semenjak masa khulafa Al- Rasydin hingga masa-masa selanjutnya, tidak ada yang mengingkarinya. Banyak diantara mereka yang tidak hanya memahami dan mengamalkan isi kandungan-Nya, akan tetapi bahkan mereka menghafal, memelihara, dan menyebarluaskan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Kesepakatan umat Muslimin dalam mempercayai, menerima dan mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di dalam hadis ternyata sejak Rasullah masih hidup. Sepeninggaln beliau, semenjak masa khulafa Al- Rasydin hingga masa-masa selanjutnya, tidak ada yang mengingkarinya. Banyak diantara mereka yang tidak hanya memahami dan mengamalkan isi kandungan-Nya, akan tetapi bahkan mereka menghafal, memelihara, dan menyebarluaskan kepada generasi-generasi selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Suparta Munzier Drs. Ilmu hadis. 2002.Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
-
Ash Shidieq, Hasbi Tengku Muhammad. Sejarah Pengantar
Ilmu Hadist. Edisi ke-2 Agustus 2005. Semarang. PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA.
-
Yusuf Abu, Latif Abdul, Bin Ahmad Sabiq. Hadist Lemah
Dan Palsu Yang Populer Di Indonesia. Syawal 1428. Gresik Jatim. PUATAKA AL
FURQON.
SUMBER HUKUM ISLAM (AL-QUR’AN)
MAKALAH
SUMBER HUKUM ISLAM (AL-QUR’AN)
SUMBER HUKUM ISLAM (AL-QUR’AN)
OLEH
: BADRUZZAMAN
Kata pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga kami dapat
menyelesaikan “makalah” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
kami sadar bahwa tulisan ini jauh dari kata yang
sempurna. Untuk itu kami selalu membuka diri akan kritik dan saran yang
membangun bagi para pembaca untuk melengkapi makalah ini.
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini
SUMBER HUKUM ISLAM AL QUR’AN
Pengertian al-Qur’an Secara Bahasa (Etimologi) Merupakan
mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا)
[keduanya berarti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada
Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam,
diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْقُرْآنَ تَنْزِيلا
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah
menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.”
(al-Insaan:23)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا
لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2)
Allah ta’ala telah menjaga al-Qur’an yang agung
ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia
ta’ala telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ
وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan al-Qur’an
dan sesungguhnya Kami benr-benar memeliharanya.” (al-Hijr:9)
Nama-Nama Al-Qur’an
Adapun nama –nama al Qur’an yaitu :
1. Al
kitab (kitabullah),yang merupakan sinonim dari kata Al Qur’an artinya,kitab
suci sebagai petunjuk bagi oranh yang bertakwa.nama ini diterangkan dalam
Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 2.
2. Az-zikr,artinya
peringatan,nam ini di terangkan dalam Al-Qur’an surat al-hijr ayat 9.
3. Al-
furqan, artinya pembeda,nama ini diterangkan dalam surat al Furqan ayat 1.
4. As-suhuf
berate lembaran-lembaran,seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-
bayinah ayat 2.
Pembagian surat dalam Al-Qur’an.
1. Assabi’uthiwaal,
yaitu tujuh surat yang panjang,ketujuh surat itu yaitu al-baqarah (286),
al-A’raf (206), Ali Imran (200), an-nisa (176), al an’am (165),al-maidah (120),
dan Yunus ( 109)
2. Al-Miuun,
yaitu surat yang berisi seratus ayat lebih.Maksudnya surat-surat tersebut
memiliki ayat sekitar seratus ayat atau lebih. Misalnya,surat Hud (123
ayat),Yusuf (111 ayat), dan At-Taubah (129 ayat).
3. Al-Matsaani,
yaitu surat-surat yang berisi kurang dari seratus ayat. Maksudnya surat-surat
tersebut kurang dari seratus ayat.Misalnya,surat Al-anfal (75 ayat),ar-rum (60
ayat),dan al-hijr(99 ayat).
4. Al-
Mufashshal, yaitu surat-surat pendek seperti al-ikhlas,ad-duha,dan
an-nasr.suat-surat seperti ini kebannyakan di temukan dalam juz ke 30.
Wahyu yang pertama dan terakhir diturunkan .
Wahyu yang di turunkan oleh Allah swt kepada nabi
Muhammad adalah surat Al-Alaq ayat ke 1-5 di gua hira.Tepatnya pada tangal 17
ramadan,tahun ke 40 bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M.
Proses turunnya Al-Qur’an
Ada 3 pendapat yang berkenaan dengan proses
turunnya Al-Qur’an :
1.Al-Qur’an diturunnkan sekaligus
Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus pada malam
lailatul qadar kemudiaan diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi
Muhammad saw.
2.Al-Qur’an di turunkan secara berangsur-angsur.
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur pada
setiap malam lailatul qadar.
3.Al-Qur’an diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke
Baitul izzah. AL-Qur’an diturunkan pertama kali pada malam lailatul qadar
sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul izzah,kemudian b aru diturunkan sedikit
demi sedikit kepada Nabi Muhammad saw.
Sejarah turunnya Al-Qur’an
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dengan perantaraan
malaikat jibril sebagai pengentar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur
41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu’an
turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat
3.Alquran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik
beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya
ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan
keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad SAW akan
lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang menerimanya. Lama
al-quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22
hari.
Fungsi Al-Qur’an
1.Petunjuk bagi Manusia.
Allah swt menurunkan Al-Qur’ansebagai petujuk
umar manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185 (QS
AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat 41:44)
2. Sumber pokok ajaran islam.
Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam
sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun
ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti
hukum,ibadah,ekonomi,politik,social,budaya,pendidikan,ilmu pengethuan dan seni.
3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Dalam AL-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah
para nabi dan umat terdahulu,baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah
maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat
uyang akan datang kemudian rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran
dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
4. sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
Turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat
yang dimilki oleh nabi Muhammad saw.
Tujuan Pokok Al-Quran
1. Petunjuk
akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan
akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2. Petunjuk
mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan
susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual
atau kolektif.
3. ptunjuk
mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang
harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau
dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih
manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.”
Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan AlQur’an
1.Akidah
akidah adalah keyakinan atau kepercayaan.Akidah islam adalah keyakinan atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
akidah adalah keyakinan atau kepercayaan.Akidah islam adalah keyakinan atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
2.Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam
Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-ur’an tujuan diciptakannya
jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah.Seperti yang
dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
3.Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
3.Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak
dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki kedudukan penting bagi
kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya
menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang
tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam
Al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.
5. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain
dalam Al-Qur’an.Al-Qur’an menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah
di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn
al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang
kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an
antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
6. Isyarat pengemban ilmu
pengetahuan dan teknologi
Al-Qur’an banyak mengimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.
Keistimewaan Dan Keutamaan Al-qur’an :
1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta segala zaman / periode waktu.
2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-qur’an dapat dipengaruhi jiwanya.
3. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu.
4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk memahami hukum dunia manusia.
5. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.
6. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.
HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QUR’AN SECARA
BERANGSUR-ANGSUR
1. Untuk menguatkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam . Firman-Nya:“Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)
1. Untuk menguatkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam . Firman-Nya:“Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)
2.Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an karena menurut mereka aneh kalau kitab suci diturunkan secara berangsur-angsur. Dengan begitu Allah menantang mereka untuk membuat satu surat saja yang (tak perlu melebihi) sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak sanggup membuat satu surat saja yang seperti Qur’an, apalagi membuat langsung satu kitab.
3.Supaya mudah dihapal dan dipahami.
4.Supaya orang-orang mukmin antusias dalam
menerima Qur’an dan giat mengamalkannya.
5.Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan
bertahap dalam menetapkan suatu hukum.
PENDEKATAN SOSIAL HUMANIORA DALAM STUDI ISLAM
Pendekatan Sosial Humaniora
dalam Studi Islam
Oleh : Badruzzaman
Keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi
lebih manusiawi, yaitu membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi
yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki
kematangan emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual.
Setiap bangsa pasti ditandai dengan pluralitas agama
dan budaya. Kehidupan dalam iklim yang berbeda ini diharapkan manusia atau
setiap pribadi itu memiliki dimensi individual dan sosial. Hal ini sangat
berkaitan dengan bagaimana hidup bersama orang lain, mengembangkan kepekaan
untuk saling menghormati dan menghargai.
Dalam mencapai kesempurnaan kehidupan setiap individu
memiliki akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan yang
memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada
tuntutan hidup makhluk lain dan memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang
sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain.
Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa
tujuan dari pendidikan humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi
manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin
terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna.
A. Pengertian
Humaniora
Menurut
bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang
kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan
trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora
adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup
etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan,
agama dan fenomenologi.
B. Pentingnya
Mempelajari Pendidikan Humaniora
Berbagai
macam kasus kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan
anarkis dan pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah menjadi keseharian.
Indikatornya adalah pendidikan belum berperan signifikan dalam proses membangun
kepribadian bangsa yang berjiwa sosial dan kemanusiaan. Tampaknya, manusia
harus lebih “dimanusiakan” lagi. Keterpurukan bangsa yang berlarut-larut
juga berhubungan dengan kegagalan pendidikan di masa lalu yang mengakibatkan
terjadinya proses dehumanisasi.
Gagasan dan
langkah menuju pendidikan yang berorientasi kemanusiaan merupakan salah satu
upaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis. Melalui
pendidikan de-humaniora diharapkan manusia dapat mengenal dirinya,
kemanusiaannya yang utuh, dan tidak hanya dapat menundukkan lingkungan alam
fisik melalui kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada
prinsipnya, pendidikan humaniora bertujuan membuat manusiawi/untuk keselamatan
dan kesempurnaan manusia.
C. Latar
Belakang Pendidikan Humaniora
1.
Pengertian
kebudayaan
Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat.
Untuk lebih
jelas dapat dirinci sebagai berikut :
a.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan
dihasilkan manusia yang meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non material.
b.
Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
c.
Kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia dan hampir
semua tindakan manusia adalah kebudayaan.
2.
Manusia
sebagai pengemban nilai-nilai
Di muka
telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budidaya pada manusia, telah menyebabkan
adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. Oleh karena itu, akal
dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimensi
ganda, yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat
spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya selalu
berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan tersebut.
Hal di atas
sebagaimana kodrat dari Tuhan bahwasanya manusia memang ditakdirkan
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Saling mengenal
di sini diartikan bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu bisa saling
melengkapi dalam artian memberi dan menerima.
Kemajuan dan
perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan menimbulkan
kepincangan pada kehidupan manusia. Kehidupan mereka kurang sempurna, dimensi
di dalamnya akan hilang, karena batin mereka kosong akibatnya tidak akan
memperoleh ketenteraman, ketertiban hidup, melainkan justru dapat lebih rusak
karenanya.
Material dan
spiritual adalah dua hal yang saling melengkapi. Dua hal ini bagaikan jasad dan
ruh. Kebahagiaan material akan menunjang jasmani kita, sedangkan kebahagiaan
spiritual akan menunjang ruhani kita.
3.
Manusia
sebagai makhluk termulia
Kalau kita
lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan
kalau manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara
makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan.
Beberapa
keistimewaan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain, adalah :
a.
Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain
dan menghindarkannya dari kepunahan.
b.
Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini
c.
Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya
kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna
d.
Semua unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain dapat
dikuasai manusia dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
4.
Budaya
sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman
Filsuf Hegel
dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya
sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa yang
disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut.
Dengan akal
dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang bersifat bahan mentah,
yang disediakan oleh alam menjadi bahan jadi yang bisa dimanfaatkan untuk
kelangsungan hidup mereka. Dengan selalu berfikir dan mencoba, menjadikan
manusia menjadi maju. Lain halnya dengan mereka yang tidak berminat untuk
selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan terlihat sekali perbedaan antara
keduanya.
Selain
sebagai kemajuan budaya juga bisa menjadi ancaman. Budaya merupakan bahaya bagi
manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik, peradaban, pabrik berasap, udara
yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang masih kotor, kediktatoran akal dan
budaya yang tamat. Baginya budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menjajah dan
mematikan.
Begitulah
keadaannya jika manusia mengembangkan kebudayaannya tanpa memperhatikan etika.
Akan terlihat sekali perbedaan antara pengembangan kebudayaan yang
memperhatikan etika dan yang tidak.
D. Metode Pendidikan Humaniora
Tugas
pendidikan masa kini, pertama-tama bukannya mengajarkan “apa yang paling baik
diketahui dan dipikirkan pada masa lampau”, akan tetapi yang lebih penting
adalah menyajikan informasi dan orientasi terhadap masa kini, dan khususnya
orientasi terhadap masa depan di mana nantinya para siswa akan hidup di
dalamnya. Dengan pendidikan seperti itu, mereka akan memiliki kepekaan dan
kemampuan-kemampuan untuk mengambil bagian secara kreatif di berbagai kehidupan
masa mendatang.
Mengingat
masa lampau tidak akan memberikan kesegaran pada masa kini dan yang akan
datang. Sesuai dengan maqolah dalam buku “Laa Tahzan” bahwasanya hari
ini adalah milik anda. Yang perlu kita fikirkan adalah hari ini, marilah kita
hadapkan diri kita pada kejadian sekarang. Boleh juga kita menoleh masa lampau,
sekedar untuk pelajaran. Kita bisa mengoreksi diri kita dengan melihat
kesalahan-kesalahan pada masa lampau. Namun hanya sebatas itu, jangan kita
terlalu larut dalam kejadian masa lampau.
Pendidikan
humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik, yaitu untuk
mencapai tujuan pengembangan “pribadi seutuhnya”, maka perlu untuk disajikan
program-program kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya non-verbal, sehingga
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan kesadaran kepekaannya, serta
kemampuan-kemampuan lainnya untuk menikmati kehidupan aktual dan bukan lagi
terkungkung hanya di dalam lingkungan dunia intelek yang serba abstrak.
Hal tersebut
sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan seimbang jika tidak
disertai dengan kecakapan. Orang yang tidak cakap tidak akan mampu menunjukkan
dan mengembangkan keintelekannya. Begitu pula orang yang cakap tapi tidak intelek.
Dia mampu menunjukkan dan mengembangkan sesuatu. Akan tetapi, dia tidak punya
sesuatu atau materi atau bahan untuk ditunjukkan dan dikembangkan.
Selain
hal-hal di atas, pendidikan humaniora juga mementingkan masalah spiritual.
Manusia tak cukup hanya kaya, tampan, cantik dan berkecukupan. Orang yang
tersebut tidak akan tenang hatinya tanpa adanya ketenteraman hati. Hal ini
dapat dicapai dengan selalu mendekatkan diri pada sang khaliq dan mensyukuri
nikmat-Nya.
KESIMPULAN
1.
Pendidikan humaniora adalah pendidikan yang
berorientasi untuk mendidik manusia menjadi manusia seutuhnya.
2.
Prinsip pendidikan humaniora bertujuan membuat manusia
lebih manusiawi atau untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia.
3.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang
semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya kebudayaan inilah
yang melatarbelakangi pendidikan humaniora.
4.
Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya
yang menyebabkan cara dan pola hidup yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan
adanya akal dan budidaya manusia adalah sebagai pengemban nilai-nilai moral
baik yang bersifat material maupun spiritual.
5.
Dalam metode pendidikan humaniora, anak didik dikenalkan
pada pengembangan material dan spiritual.
Langganan:
Postingan (Atom)